Syekhermania Adalah Kita

Purworejo di balut mendung yang sesekali berguguran dalam bentuk rintik hujan. Meski begitu, alun-alun kota tetap dipadati jamaah yang datang dari berbagai penjuru. Panggung megah bertuliskan Purworejo Bersholawat menghadap ke selatan berdiri di alun-alun sebelah utara. Pedagang berjejer di sebelah barat menjajakan berbagai macam atribut hingga makanan. Tampak juga beberapa kawula muda mengibarkan bendera bertuliskan: Syekhermania.

——

Keluar dari pakem sholawat yang dulu banyak dinikmati di kalangan tertentu, Habib Syekh yang memiliki nama lengkap Habib Syekh bin Abdul Qodir bin Abdurrahman Assegaf  berhasil memberikan warna baru dalam menggemakan sholawat. Suaranya yang khas, berat namun merdu berhasil menghipnotis jamaah seantero negeri.

Dua jam sebelumnya di sudut prapatan kembang, seorang karyawati toko yang rambut kuncirnya disemir tampak terburu-buru dan berbincang dengan temannya, “Aku mau pulang, mau sholawatan habib syekh”. Bukti bahwa habib syekh diterima oleh banyak kalangan, tak melulu pecinta sholawat dari pondok pesantren.

Sementara di jalan-jalan menuju pusat kota, pick up dan mini bus berjalan beriringan membawa jamaah yang didominasi orang-orang tua. Mungkin terdiri dari jamaah pengajian ibu-ibu PKK. Diantara iring-iringan itu, beberapa kali rombongan kawula muda menggunakan motor lengkap dengan atribut syekhermania membelah jalanan.

Wah, luar biasa sekali. Habib Syekh memang memiliki magnet tersendiri sehingga mampu diterima semua orang. Fanbase nya yang dijuluki Syekher Mania pun terus berkembang. Bahkan di Purworejo, terorganisir rapi hingga tingkat kecamatan.

Jika banyak idola-idola anak muda yang tiba-tiba booming lantas kemudian menghilang. Tampaknya ini tak berlaku bagi Habib Syekh dan penggemarnya. Fenomena ini sungguh tak mengherankan. Sebab nilai-nilai yang selalu diajarkan sejatinya adalah suara hati kita semua.

Syekhermania adalah kita semua, dan berikut beberapa alasannya.

Syekhermania Cinta Perdamaian
Meski memiliki jumlah yang sangat besar anggota syekhermania tidak serta merta menjadi jumawa. Bahkan syekhermania sejati selalu menjunjung tinggi akhlaqnya, baik di jalanan maupun di acara-acara sholawatan. Siap tersenyum dengan siapa saja yang ditemuinya.

Syekhermania tak sungkan berbagi tikar atau alas kepada jamaah yang baru dikenalnya. Jangan membayangkan syekhermania akan melakukan tawuran ataupun berbagai macam kekerasan.

“Kedepankanlah akhlak,” seringkali Habib Syekh berpesan kepada Syekhermania.

“Kalau lagi bersalawat, maka niatkan membuat gembira Nabi Muhammad. Silakan gembira dengan cara bagaimanapun, namun jangan terlalu over.”

Syekhermania Kompak dan Kreatif
Sama halnya dengan berbagai fan base, syekhermania juga memiliki atribut-atribut khususnya sendiri. Jaket hitam dengan pleret putih yang menyala di kegelapan. Tak jarang beberapa diantaranya membuat bendera dan pesan-pesan kreatif yang di tunjukkan selama sholawat. Pesannya pun tak melulu soal agama, tapi juga pesan perdamaian dan kebangsaan.

Untuk urusan kekompakan jangan ditanya. Begitu lantunan sholawat menggema, seakan-akan musik menyatukan mereka semua untuk bergerak bersama dengan syahdu menikmati keadaan.

Syekhermania Cinta NKRI
Acara-acara Shalawat Habib Syekh selalu dilengkapi dengan lantunan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib yang lain. Bahkan, diantara bait-bait sholawat karangannya Habib Syekh seringkali memasukkan pesan cinta tanah air.

Seperti lagu ini misalnya,

Bersatulah Bangsa Indonesia
Kami Semua Cinta Indonesia
Ayo Bangkit Wahai Indoinesia
Sekali Merdeka Tetap Merdeka

Hidup Rukun Bangsa Indonesia
Damai Selalu Bangsa Indonesia
Ayo Berjuang untuk Indonesia
Sekali Merdeka Tetap Merdeka

Ya Allah Jaga Negeri kami
Dari Makar dan musuh kami
Terimalah Semboyan kami
NKRI Harga Mati

Acara sholawatan Habib Syekh pun selalu dipenuhi bendera merah putih.

Syekhermania Terdiri Dari Semua Kalangan
Pada dasarnya santri dan syekhermania bukan hanya mereka yang ada di pondok. Jiwa santri dan syekhermania bisa dimiliki oleh siapa saja dari banyak kalangan. Salah satu cirinya adalah selalu menjunjung akhlaq. Banyak orang yang hidup di jalanan tapi memiliki akhlaq yang baik. Itu bisa dikatakan mereka memiliki jiwa santri dan jiwa syekhermania.

Bersholawat memang bisa dilakukan siapa saja asal ada kemauan. Syekhermania tidak pernah membatasi diri dan siap bersahabat dengan siapa saja. Yang menyatukannya hanya satu: Bersholawat.

Di tengah-tengah kondisi dunia yang kian memanas, syekhermania memiliki tempat tersendiri di hati kita semua. Dari kyai, santri hingga orang awam sesungguhnya dapat merasakan kekuatan sholawat.  Ketika dunia berebut kekuasaan, kelompok yang besar bertarung dengan kelompok yang lain, syekhermania tetap istiqomah menggemakan nada-nada perdamaian. Seperti mendung bergelayut yang perlahan mulai hilang di atas alun-alun Purworejo, syekhermania selalu yakin bersholawat adalah salah satu jalan kemaslahatan.

Ya, seperti kita semua yang kadang lelah dengan hiruk pikuk duniawi dan mencita-citakan ketenangan juga perdamaian.

Syekhermania adalah kita!

Rekomendasi
Populer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Direktori