PURWOREJO – Pengenalan lingkungan sekolah (PLS) SMK Batik Perbaik Purworejo tidak hanya digelar di sekitaran gedung sekolah. Namun, para peserta PLS juga dikenalkan kepada khazanah budaya adiluhung peninggalan leluhur yang tersimpan rapi di Museum Tosan Aji Purworejo, kemarin.
Pembina OSIS, Mujahidin Tsani mengungkapkan, kegiatan tersebut dimaksudkan agar siswa lebih mengenal wisata budaya museum Tosan Aji. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat menimba pengetahuan sejarah, seni, budaya, dan berbagai hal terkait museum yang dikunjungi.
“Tahun lalu kita ajak siswa baru menulis cita-cita dan harapan mereka di kain putih panjang sebagai wujud tekad bulat untuk menggapai cita-cita,” katanya.
Salah satu siswa baru SMK Batik, Alifudin mengaku senang dengan kegiatan yang digelar. Menurutnya kegiatan tersebut sangat bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi ia dan teman-temanya. Ia berharap kegiatan ini tidak hanya dilakukan pada masa PLS saja.
“Semoga saja nanti ada kesempatan lain dari sekolah untuk bisa belajar bersama diluar sekolah, seperti mengunjungi museum atau tempat-tempat lain,” tandasnya.
Di museum ini, setiap kelompok siswa didampingi oleh panitia PLS dan petugas museum. Mereka mendapat penjelasan terkait informasi sejarah yang tersimpan dalam museum. Sedikitnya 200an siswa tampak antusias mendengarkan penjelasan sambil melihat langsung seluruh koleksi museum yang tersimpan.
“Kita ingin kegiatan PLS ini lebih menyenangkan, jadi kita kemas fun edukasi. Jadi teman-teman siswa baru kita ajak untu melihat lebih dekat peninggalan sejarah Kabupaten Purworejo dengan datang ke museum Tosan Aji,” kata Ketua Osis SMK Batik Perbaik, Nadaadaffa L Devi, disela-sela kunjungan.
“Para siswa belajar tentang karawitan, seni busana asli Purworejo, wayang, benda pusaka, dolanan tradisional, dan berbagai benda peninggalan yang ada,” imbuh Nadaa.
Nadaa menyebut, dipilihnya kegiatan kunjungan museum Tosan Aji lantaran ingin lebih mengenalkan para siswa baru terhadap seni budaya dan sejarah, khususnya sejarah Kabupaten Purworejo. Pasalnya diskursus tentang sejarah maupun budaya asli Purworejo tidak banyak diajarkan di bangku sekolah.
“Harapanya sih teman-teman nanti lebih paham budaya asli dan sejarah Purworejo, sehingga akan lebih mencintai Kabupaten Purworejo,” katanya.