Dear corona
Setelah 4 tahun lebih kami berjuang dengan tumpukan buku, dengan komentar dosen pembimbing, menerjang panas, hujan, dan badai menemui responden dan bermesra dengan laptop tercinta. Disaat saat yang dinanti telah tiba, kau muncul sebagai orang ketiga yang menggagalkan pesta wisuda yang sudah direncanakan dengan segala persiapan yang sedemikan rupa. Mulai dari baju apa yang mau dipakai, siapa nanti yang akan datang, dan sudah mempersiapkan tempat dimana boneka – boneka Wisuda bersandar.
Dear corona
Mungkin sidang kami bisa online, tapi tidak dengan wisudanya. Tapi tak apalah, semua soal waktu semata. Tapi, apa iya dengan cita – cita kami yang ingin segera bekerja, mencari nafkah, dan tentunya, bisa segera melamar kekasih tercinta yang tumbuh gara – gara KKN sebulan lebih lamanya. akankah kita akan terus meminta kepada orang tua yang usianya tak lagi seperti dulu kala? Yang seharusnya sebagai anak sudah saatnya kita merawatnya, dan tak usah lagi mencari nafkah?
Dear Corona
Itu baru saya, belum lagi adik – adik kami yang masih semester muda. Dia sudah membayar UKT sebagai kewajibannya sebagai mahasiswa. Namun ia tak bisa memakai wifi kampus untuk sekedar menuntaskan tugas dari dosen idola. Tak bisa ia bersua dikantin kampus sambil melihat bunga kampus yang mempesona.
Dear corona
Cepatlah berlalu, Kami mahasiswa dan Calon Sarjana Muda ingin beraktivitas seperti sediakala dan menggapai cita – cita