Covid-19, sebuah nama yang tidak asing ditelinga setiap usia karena menyerang tanpa melihat usia. Penularan covid-19 terjadi kontak langsung antara satu orang ke orang lain. Dilangsir dari beberapa informasi bahwa covid-19 bisa jadi tidak menyerang orang yang memiliki imun bagus namun dapat menularkan ke orang lain yang memiliki imun kurang baik. Sementara, bahasa Social distancing mulai merebak di media massa dan anjuran Dirumah aja sudah merata diseluruh Indonesia namun ada beberapa manusia yang masih melakukan aktifitas di luar bukan karena tidak patuh dengan aturan pemerintah karena kebutuhan ekonomi yang harus dijaga demi kelangsungan hidup keluarganya. Sulit untuk memungkiri hal tersebut karena banyak manusia yang memiliki gaji harian bahkan penghasilannya hanya didapat dari pekerjaan kesehariannya semisal penjual keliling, Toko klontong, serabutan dan lainnya. Jangan sekali menyalahkan orang yang sedang berusaha diluar sana dengan satu pandangan, berusahalah muhasabbah diri terlebih dahulu guna merebahkan pemikiran negatif yang tertuju kepada mereka guna mengais rezeki diluar. Masyarakat sudah berusaha mematuhi aturan pemerintah yang diterapkan
Waspada boleh namun jangan sekali-kali membuat berita yang tidak sesuai dengan data yang ada dilapangan karena dampaknya sangatlah besar, entah itu terhadap kepercayaan masyarakat atau terhadap psikis masyarakat. Bisa jadi akan timbul reaksi psikosomik dimana “amynada yang bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan, kita jadi selalu dalam kondisi FIGHT or FLIGHT atau siaga terus menerus”. Dr. Andri, SpKj, FACLP dalam Twitter Web App.
Kecemasan yang ditimbulkan dari reaksi Psikosomik mengenai berita-berita yang terlalu berlebihan sehingga amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jadi terlalu aktif bekerja akhirnya menimbulkan seseorang tidak sanggup mengatasi kerja berat itu bahkan hal tersebut bis menjadikan stress.
Jangan Panik, yang harus dilakukan diwaktu ini. Waspada boleh diterapkan namun jangan berlebihan dengan situasi yang sedang mengkhawatirkan diluar sana. Berusaha menetralkan suasana tersebut dengan pemikiran positif karena segala ucapan dan pemikiran yang positif adalah salah satu cara menciptakan keadaan sesungguhnya sesuai pikiran positif kita. Mari kita semua mulai saling menyemangati bagi daerah reddzona, berusahalah menyajikan berita yang penuh harapan serta menyenangkan sehingga dapat membantu Tim Medis yang sudah sedemikian lelah.
Dwi Marlinda, lahir di Batang (01 Mei 1999), Jawa Tengah. Salah satu mahasiswa Semester Tiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Pekalongan, riwayat pendidikannya dari MA Ribatul Muta’allimin kota Pekalongan lulus tahun 2016/2017. Semasa SLTP nya penulis duduk dibangku sekolah MTs Tholabuddin Masin Batang lulus pada tahun 2013/2014 dan penulis juga lulusan dari MI Tholabuddin Masin Batang lulus pada Tahun 2010/2011.
Penulis mempunyai Motto Hidup “Pangkal dari Ilmu adalah Membedakan antara Akhlaq, Menampakkan Akhlaq yang Tepuji dan Mengengkang Akhlaq yang Tercela”, sebuah Motto sederhana yang ada pada diri penulis.