Gusdurian Purworejo Selenggarakan Pondok Ramadan di SD Mutiara Ibu

PURWOREJO – SD Mutiara Ibu Purworejo menggelar Pondok Ramadan, Kamis (16/5). Dalam kegiatan tersebut SD Mutiara Ibu menggandeng Jaringan Gusdurian bersama Orang Muda Katholik untuk memberikan pemaparan tentang nilai-nilai toleransi.

Kegiatan diawali dengan menonton film kartun tentang toleransi, dilanjutkan dengan menggambar dan mewarnai bersama Sanggar Lukis Tanah Air kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi tentang toleransi secara massal.

Kegiatan Pondok Ramadan itu terbilang cukup unik karena digelar di SD yang latar belakang muridnya sangat heterogen. Murid-murid SD di sebelah barat Alun-alun Purworejo tersebut tepatnya di Kelurahan Sindurjan berasal dari berbagai agama dan suku yang ada di Indonesia.

Diantaranya agama Islam, Kristen, Katholik, Budha serta Konghuchu. Sementara dari latar belakang suku juga cukup beragam mulai dari Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Lampung, Papua hingga keturunan China.

Koordinator kegiatan, Siti Munawaroh SHI mengatakan, momentum Ramadan ini sangatlah tepat untuk menginternalisasikan nilai-nilai toleransi serta kerukunan antar umat beragama khususnya bagi anak-anak didik kami yang memiliki latar belakang beragam.

“Kami memiliki misi agar keanekaragaman yang ada dalam lembaga kami ini betul-betul menjadi nilai plus. Harapannya, siswa yang muslim benar-benar menjadi orang muslim yang berkualitas. Begitupula sebaliknya,” imbuhnya.

Koordinator Gusdurian Kabupaten Purworejo, Muhammad Hidayatullah mengatakan, nilai-nilai toleransi yang diwariskan oleh Gusdurian mestinya dikenalkan kepada anak-anak sejak dini. 

“SD Mutiara Ibu ini adalah miniatur Indonesia karena latar belakang peserta didiknya yang heterogen. Kami sangat senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini, semoga dapat memberikan manfaat,” katanya.

Hidayat juga mengaku dirinya banyak belajar dari anak-anak siswa SD Mutiara Ibu. Meski memiliki latar belakang yang berbeda-beda itu, nyatanya anak-anak justru mampu berdampingan tanpa pernah mempermasalahkan agama ataupun sukunya. “Ini kadang yang orang dewasa justru mempermasalahkannya,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Rekomendasi
Populer This Month
Populer
Direktori