Mengapa Muslimah Harus Memiliki Cita-Cita

Menikah ataupun berkeluarga seringkali dibahas sebagai sesuatu yang dianggap menghalangi muslimah untuk mengejar cita-cita yang diidamkan, seolah-olah setelah menikah, angan-angan harus dibuang untuk menjalani kehidupan baru sebagai istri dan kemudian menjadi ibu. Padahal, sudah lama sekali istilah dapur sumur kasur dilupakan, istilah yang menganggap perempuan tidak boleh berdaya serta harus berada di kekuasaan laki-laki tanpa kecuali.

Mari kita buka lembaran sejarah tentang sosok perempuan saudagar kaya raya, Sayyidah Khadijah Kubro. Perempuan yang punyai 2/3 kekayaan masyarakat Mekkah pada saat itu, bukan saja dipandang sebagai perempuan kaya, tetapi juga terkenal dengan kecerdasannya. Lagi, kita berkaca pada sosok Fatima Al-Fihri, pendiri Universitas Qarawiyyin di Fez, Maroko yang juga merupakan universitas pertama di dunia. Ini jelas membuktikan bahwa perempuan dapat berdaya dan jauh meninggalkan stigmatisasi yang melekat pada mereka.

Muslimah dengan takdir menjadi ibu sebagai madrasah pertama anak-anaknya, bukan tidak mungkin juga bisa merawat karier yang sudah dibangun, sebelum maupun sesudah berkeluarga. Sebenarnya peran perempuan di ruang publik bisa dilihat dampaknya, contohnya, dalam memilih dokter kandungan, para muslimah tentu saja lebih memilih dokter kandungan perempuan dibanding dokter kandungan laki-laki. Begitu juga dengan bidan dan perawat.

Kompas.com dalam artikelnya “Tujuh Jurusan Kuliah ini Dianggap Cewek Banget, Apa Iya?” yang diunggah pada 7 November 2019 mengatakan, meskipun laki-laki bisa berkuliah di program studi Kebidanan, tapi pada umumnya program studi ini diminati oleh kaum perempuan.

Lalu, di zaman serba modern sekarang, merawat karier atau bekerja tidak melulu berbicara tentang seseorang yang selalu menetap layar komputer atau berkutat seharian di dalam ruangan. Kini pekerjaan banyak sekali macamnya, jika dulu menulis hanya terbatas pada media cetak seperti buku, koran, tabloid ataupun majalah, sekarang masyarakat bisa menemui ratusan bahkan ribuan penulis daring yang berinteraksi melalui media massa, bertatap muka secara virtual dengan pembacanya.

Adalah blogger, yang bisa meraup untung dari hasil memainkan jari di papan keyboard tanpa punyai waktu dan tempat bekerja secara formal. Bukan satu dua muslimah yang sudah berkecimpung dalam dunia ini, mulai dari travel blogger, beauty blogger hingga blogger yang menuliskan konten-konten parenting.

Pekerjaan penulis tidak lagi jauh untuk dijamah, berinteraksi dengan banyak orang kini tidak harus benar-benar pergi ke tempat ramai, memaksa perempuan meninggalkan kewajiban sebagai istri dan ibu. Kepada Marketing.co.id dalam tulisannya yang berjudul Pertumbuhan Konsumsi Konten Digital: Peluang bagi Kreator Konten di Indonesia, Jack Huang, Presiden Alibaba Mobile Business Group mengungkapkan, sekitar 3,8% (sekitar 3 juta) dari total pengguna internet aktif di Indonesia adalah blogger.

Dan oh ya trend hijab juga mendatangkan pekerjaan baru bagi muslimah yang sedang bimbang memilih antara rumah dan karier, menurut survei Global Islami Economi Report, Indonesia menempati posisi ke 3 konsumsi muslim fashion dengan angka 18.8 Miliar US Dollar per tahun 2014-2015, setelah Ini Emirat Arab dan Turki. Hal ini menciptakan peluang berkarier baru bagi muslimah yang tertarik pada bidang tata busana, menjamurnya ribuan brand-brand baru busana muslim dengan berbagai tren menjadi bukti ramainya pasar busana muslim Indonesia.

lagi, kemajuan teknologi menyediakan jasa jual beli jarak jauh atau online dari media massa maupun aplikasi-aplikasi perusahaan e-commerce. Selain maraknya toko-toko online atau online shop yang umumnya ditekuni kaum perempuan, hal ini memudahkan para perancang busana untuk memilih model peraga busananya, dengan media sosial seperti Instagram.

Dari sini, masyarakat kemudian mengenal istilah endorse, pekerjaan yang dikerjakan para selebgram atau artis internet dengan ranah kerja dunia maya, seperti menjadi model pakaian, yang bertujuan mempromosikan suatu produk. Pekerjaan semacam ini sangat fleksibel terhadap penggunaan waktu dan memungkinkan untuk tidak meninggalkan kewajiban sebagai istri dan ibu di rumah. Meskipun pada awalnya selebgram ini merupakan para content creator, tapi tidak jarang yang kemudian juga menerima endorse dari berbagai online shop yang membayarnya.

Tentunya dengan beragam profesi yang bisa dijajal muslimah ini, akan lebih baik jika ditunjang dengan pendidikan yang mumpuni. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa pendidikan perempuan tidak boleh lebih tinggi dari kaum Adam, selain alasan perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, perempuan juga layak berpemikiran maju, layak pintar, dan layak dianggap sebagai manusia yang bisa membawa perubahan.

Artikel, Citizen, Motivasi
Ngopi

1 Comment. Leave new

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Rekomendasi
Populer This Month
Populer
Direktori