Saya akan membacakan puisi berantai (koruptor, tukang seblak, dan si bucin)
Koruptor 💸
Hidupku mungkin sejahterah. Karena banyak harta yang ku rampas dan kuhabiskan semua uang rakyat untuk membeli…
Tukang seblak 🥘
Kerupuk. Kerupuk adalah bahan utama untuk membuat seblak yang enak. Kemudian, kerupuk tersebut akan ku campun dengan bahan lainnya serta tak lupa ku masukkan sayuran. Tak lupa juga kuambil cabe yang banyak agar seblaknya terasa pedas…
Si bucin ❤️
Pedas hatiku melihat dia yang amatku nantikan telah pergi bersama orang lain. Apakah aku harus…
Koruptor 💸
Memakan kembali harta rakyatku. Memang inilah pekerjaanku. Pencuri berdasi yang mempunyai gelar sarjana. Mungkin jika nanti ada yang mencium aksiku. Ku ingin beri mereka…
Tukang seblak 🥘
Seblak ku, yang ku aduk dengan penuh rasa cinta agar semua dapat tercampur dengan sempurna. Ku yakin, kelak semua orang akan menyukai seblak ku. Karena aku menggunakan resep rahasiaku yaitu masukkan sedikit…
Si bucin ❤️
Racun. Racun yang mematikan ! Agar kau tergila-gila denganku. Karena setiap ku memandangi dirimu dari jauh inginku memilikimu. Karena kau mirip dengan…
Koruptor 💸
Uang recehan (hahaha). Aku suka recehan, karena uang itu aku bisa mengasihi mereka yang ku anggap rendah. Aku lebih suka uang dolar, karena apapun dapat kumiliki. Aku tak suka orang² yang mengatur hidupku. Jika ada orang yang mengatur hidupku. Aku akan…
Tukan seblak 🥘
Aduk. Aduk bersama bahan² seblak yang lain agar semakin nikmat dan lezat. Karena aku tak ingin mengecewakan customer. Maka seblak itu akan…
Si bucin ❤️
Menjadi kenangan. Kenangan yang sangat indah dan tak akan terlupakan oleh waktu. Karena aku hanya dapat melihat…
Koruptor 💸
Rakyatku yang malang, karena semua harga akan naik (hahaha). Kebahagiaan…
Si bucin ❤️
Koruptor ! Gara² aku tak bisa melupakannya. Dasar koruptor…
Koruptor 💸
Dungu ! Masih saja ada rakyat yang menuntut. Mungkin aku hanya perlu…
Tukang seblak 🥘
Membuat seblak yang terpedas sedunia. Aku sangat benci…
Si bucin ❤️
Cinta. Tapi aku sangat menyukai…
Koruptor 💸
Rakyatku yang jelata nan jelitah, tetaplah menderita.