Satu keluarga tiga generasi, menjadi tema utama dalam novel yang ditulis oleh Artie Ahmad ini. Ketiga perempuan yang dikisahkan menggambarkan tiga generasi yang hidup dalam zaman yang berbeda dengan sejarah yang berbeda pula. Hidup dalam zaman, keadaan, dan waktu yang berbeda membuat ketiganya mempunyai watak yang berbeda. Namun disinilah titik temu yang coba diangkat oleh penulis, yaitu mencari sejarah yang tersembunyi untuk memahami peristiwa yang terjadi pada masing-masing tokoh.
Sunyi, seorang gadis yang tumbuh dengan segala limpahan harta membuat ia tak pernah merasakan betapa sulitnya mendapatkan uang, namun justru tekanan batin yang ia hadapi. Bagaimana tidak, ia mengetahui bahwasanya kekayaan yang ia miliki berasal dari Ibunya yang ia tahu bekerja sebagai perempuan bayaran. Ia mencoba mengatakan kepada ibunya untuk berhenti bekerja sebagai perempuan bayaran. Dibalik itu, Sunyi tidak tahu bahwa ada sejarah panjang yang mengantarkan ibunya ke dalam profesi tersebut.
Sumirah, seorang wanita yang harus menjalani profesi sebagai perempuan bayaran. Kehidupan yang dialami selama masa kecilnya membuat ia terpaksa menjadi perempuan bayaran. Ia yang semasa kecil hidup seperti layaknya anak pada umumnya harus merelakan masa kecilnya terenggut oleh peristiwa hilangnya ibunya yang bekerja sebagai penjual telur asin dan guru tari yang berafiliasi dengan kelompok seni dibawah organisasi komunis. Peristiwa itu membuat kehidupan Sumirah berubah drastis.
Suntini, seorang wanita yang harus membesarkan anak perempuan satu-satunya setelah suaminya meninggal karena terseret arus sungai. Ia akhirnya harus berjualan telur dari satu tempat ke tempat lainnya demi menghidupi ia dan anaknya, namun nasib mempertemukannya dengan teman lamanya yang menyuruh ia untuk membantu mengajar menari untuk anak-anak didiknya. Suntini akhirnya menerima ajakan itu namun tidak disangka justru itulah awal dari tragedi dalam kehidupannya, ia yang tak tahu apa-apa harus menjadi korban kekejaman penguasa dimana ia menjadi satu dari sekian manusia yang menjadi korban sejarah, ia harus pergi dari kehidupan yang sebelumnya damai dengan keluarganya dan menjadi tahanan politik yang ia sendiri tak pernah tahu apa kesalahannya, ia pergi untuk selamanya meninggalkan seorang anak perempuan yang masih kecil, dan Suntini menjadi satu dari manusia yang nasibnya hanya ditelan oleh sejarah kekejian peristiwa 65.
Membaca novel karya Artie Ahmad ini akan sangat menguras emosi, bahasa yang ditulis benar-benar memukau, benarlah istilah bahasa “bahasa perempuan adalah bahasa hati” karena saat membacanya kata yang disusun menjadi kalimat terangkai begitu indah dan enak dibaca. Sehingga dalam membaca masing-masing kisah tiga perempuan yang dikisahkan secara terpisah bisa membuat kita hanyut akan dilema masing-masing tokoh.
Novel ini memuat karakter masing-masing tokohnya sesuai zaman yang dialami oleh para tokohnya, bisa dikatakan bahwa novel ini berkisah tentang tiga watak perempuan dalam tiga zaman. Kita tidak akan bisa menduga seperti apa akhir kisah ini, dari awal membaca sampai akhir kisah ini benar-benar tidak terduga, meskipun pada dasarnya sejarah yang ditelusuri adalah untuk mengetahui kehidupan tiga wanita dalam tiga zaman dan satu generasi, namun akhir yang dikisahkan benar-benar tidak terduga.
Sunyi di Dada Sumirah adalah novel jeritan hati perempuan dengan segala rasa yang ada. Juga merupakan novel yang mampu membawa kita menengok kebelakang tentang sejarah kelam bangsa kita dari peristiwa berdarah tahun 1965, dikisahkan dengan tema yang lain yang mampu membuat pembaca tidak bosan mengikuti alur maju mundur yang ditulis, sehingga kisah yang beragam namun sesuai tema besar yang diangkat membuat novel ini layak dibaca oleh penikmat sastra berlatar sejarah. Namun perlu diperhatikan juga bahwa ini merupakan novel dewasa dimana terdapat adegan yang juga hanya layak dibaca oleh mereka yang sudah berusia 18+.
Karya sastra selayaknya bisa mengangkat kehidupan yang ada disekitar kita, baik itu menyisipkan nilai moral, agama, sejarah, bahkan kritik sosial sekalipun. Sunyi di Dada Sumirah adalah paket lengkap sastra dengan segala problematika yang ada disekitar kita, dirangkai dengan bahasa yang indah dan mampu membuat siapapun yang membaca akan mencari tulisan lain dari penulis.
Judul : Sunyi di Dada Sumirah
Penulis : Artie Ahmad
Penerbit : Buku Mojok
Cetakan : I, Agustus 2018
Tebal : viii+ 298 hlm ; 13×20 cm
ISBN : 978-602-1318-72-0