Dakwah ‘Bil Uswah’ Memberikan Efek Yang Lebih Luas

Keputusan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengenai pengaturan pengeras suara Masjid menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Seperti diketahui sebelumnya, aturan menteri ini mendapat pertanyaan dari banyak pihak.

Ketua Rijaalul Ansor PP GP Ansor, KHR Mahfudz Chamid juga memberikan pandanganya. Menurut sosok yang biasa di sapa Gus Mahfudz ini, publik jangan terpancing secara berlebihan menanggapi peraturan tersebut. Adapun perbedaan pendapat sangat dimungkinkan dalam Agama Islam ataupun negara demokrasi seperti Indonesia.

“Perbedaan pandangan sah-sah saja diutarakan karena memang negara kita negara demokrasi, tapi perlu dicatat harus disampaikan dengan baik. Bahkan dalam Islam sendiri perbedaan pendapat sangat dimungkinkan. Maa ziltum fii khoirin maa ikhtalaftum“, terang Gus Mahfudz.

Masih menurut Gus Mahfud, Gus Yaqut juga memiliki alasan tersendiri mengeluarkan peraturan tersebut. Diantaranya adalah komitmen Gus Yaqut sebagai Menteri Agama Indonesia yang artinya juga harus bisa memberikan pengayoman yang baik kepada semua Agama yang ada di Indonesia.

“Kalau saya melihat Gus Yaqut ini punya niatan yang sangat baik. Memang di beberapa daerah, khususnya didaerah yang heterogen dan terdiri dari banyak kalangan kadangkala penggunaan suara speaker yang berlebihan juga berpotensi mengganggu umat beragama yang lain. Maka peraturan ini sebenarnya bentuk pengayoman Gus Yaqut sebagai menteri agama kepada semua penganut agama. Dan sebagai bentuk pengayoman Islam kepada semua umat beragama, bahwa Islam ini agama yang penuh rahmah.”,

“Dan yang perlu digaris bawahi bahwa tidak ada pelarangan sama sekali. Umat Islam masih bisa setidaknya sehari lima kali mengumandangkan Adzan menggunakan pengeras suara. Hanya penggunaannya sedikit diatur agar dakwah Islam bisa lebih merasuk kepada semua orang, tidak hanya kepada kita-kita saja yang memang sudah dari kecil terbiasa mendengarkan adzan ini”, ungkap beliau yang juga menjadi Pengasuh PP An Nur Maron, Purworejo.

Selain itu menurut Gus Mahfudz, sebagai umat Islam khususnya generasi Ansor jangan terjebak kepada dakwah yang bersifat simbolik semata.

“Dakwah tidak terhenti pada sesuatu yang bersifat simbolik. Justru dakwah yang lebih berat bagi kita sebagai generasi muda Islam adalah dakwah dengan uswatun khasanah. Mencontohkan berjamaah tepat waktu ke masjid agar pemuda lain bisa mencontohnya. Ini yang lebih berat.

Bahkan lebih dari pada itu ada dakwah bil hikmah yang bisa kita lakukan. Kadang kala tidak selalu terlihat dari model dakwah yang bersifat ritual tapi juga melalui kegiatan-kegiatan sosial. Sekali lagi, mari sebagai umat beragama dan sebagai umat Islam kita perkuat persatuan dan untuk tidak gampang reaksioner terhadap isu yang berkembang”, pungkas beliau.

Artikel, Berita
Trending

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Rekomendasi
Populer This Month
Populer
Direktori