dunia baru dengan xwife

Dunia Baru Dengan X-Wife

Acapkali kita hanya menggunakan Al Quran tak lebih sebagai bukti pendukung dari argumen-argumen kita. Ah, ya; Al Quran ini cocok sekali dengan pendapat saya kemarin lusa. Tuhan setuju dengan pendapat saya.

Dan di waktu yang lain, kita menggunakan Al Quran seperti peraturan polisi. Peraturan A selalu benar, dan ehm tatkala kita ragu segera kembali ke peraturan A. Untuk apa pusing mencari pencerahannya.

Jadi dimanakah kita semua menempatkan Al Quran?

Di dalam kehidupan 4.0 ini saya baru saja masuk ke level baru yang di sepakati oleh umat manusia sebagai sebuah pernikahan. Sejak saat itu juga banyak sekali ayat-ayat Al Quran yang aktif. Seperti sebuah baris-baris game yang awalnya terkunci, kemudian ketika kita masuk ke level tertentu; yab kunci itu terbuka. Pintu-pintu baru telah dibuka. Berisi pahala-pahala baru dan ancaman-ancaman baru. Al Quran memang selalu mengandung sekian larangan, sekian perintah dan juga sekian cerita.

Saya bayangkan, kelak tatkala saya memiliki seseorang anak, tentu akan banyak lagi ayat-ayat yang compatible dengan kehidupan secara pribadi. Saya berfikir surat Luqman misalnya, pasti akan jauh lebih mampu saya jiwai. Memangnya, ada yang lebih pandai mengajari kita ketimbang pengalaman menjalaninya itu sendiri? Kehidupan lebih nyata dari pendapat siapapun tentang kenyataan, begitu nasihat Pram.

Di sisi lain saya berfikir, jika kita hanya menjadi orang yang berdiam diri di rumah tanpa usaha-usaha, maka bisa kita bayangkan sebanyak apa ayat-ayat Alquran yang undefined secara pribadi? Atau bahkan mubazir? Yak, mungkin kita hanya disibukkan dengan ibadah ibadah ritual atau bahkan hanya jadi mengenal kalimat-kalimat takbir. Mungkin…

Jadi, mari kita lalui level demi level kehidupan ini dengan niatan ibadah dan kehausan mencari ilmu pengetahuan. Mari kita berdebat soal posisi Al Quran bagi masing-masing orang, tapi satu yang saya tahu, bahwa kehidupan bukan hanya soal apa yang kita inginkan.

Di luar itu, menikah pun mengenalkan saya apa yg saya namai ‘birokrasi pernikahan’. Setelah menikah misal, ketika saya akan pergi saya harus melalui sekian pemeriksaan xwife, semacam xray. Salah satunya adalah pemeriksaan kerapian baju. Menikahlah!

Citizen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Rekomendasi
Populer This Month
Populer
Direktori