Sistem pendidikan di indonesia sangatlah merumitkan bagi saya, bagaimana tidak ? kita harus menegnyam bangku pendidikan selamaa 13 tahun dengan berbagai tawaran bidang yang harus di cukupi demi memenuhi kurikulum pendidikan.
Mulailah dari Taman Kanak – Kanak sampai Sekolah Dasar bahkan hingga Sekolah Menegah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kita tidak bisa lebih fokus membangun potensi diri kita, malahan kita di tuntut untuk memenuhi kurikulum pendidikan yang mengahruskan kita lulus dalam berbagai macam mata pelajaran yang menurut saya sendiri kuranglah efektif.
Beginilah ironisnya pendidikan kita yang lebih mementingkan nilai akademis dibandingkan sikap dan pemebntukan karakter. padahal pada dunia kerja sikap atitude dan karakter seseorang yang sesuia pada passion kerjanya sangatlah dibutuhkan walaupun memang betul nilaia akademis sebagai faktor pendukung untuk masuk dunia kerja tapai apakah mugkin perusahaan atau instansi mau menerima mereka dengan nilai akademis yang tinggi tapi tidak mempunyai atitude ataupun passion yang pas di biang pekerjaanya.
Hal seperti ini haruslah mulai dikaji lebih dalam lagi terkait penerapan kurikulum pendidikan yang ada.
Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tetapi di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup bangsa ini.
Bayangkan apa persaingan yang muncul ditahun 2021? Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yang masih akan berkarya ditahun tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2021 tentunya membutuhkan Good Character.
Bagaimanapun juga, karakter adalah kunci keberhasilan individu. Dari sebuah penelitian di Amerika, 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, terdapat penelitian lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh Emotional Quotient.
Bagaimana dengan bangsa kita ?Bagaimana dengan penerus orang-orang yang sekarang sedang duduk dikursi penting pemerintahan negara ini dan yang duduk di kursi penting yang mengelola roda perekonomian negara ini? Apakah mereka sudah menunjukan kualitas karakter yang baik dan melegakan hati kita? Bisakah kita percaya, kelak tongkat estafet kita serahkan pada mereka, maka mereka mampu menjalankan dengan baik atau justru sebaliknya?
Dari sudut pandang psikologis, saya melihat terjadi penurunan kulaitas “Usia Psikologis” pada anak yang berusia 21 tahun pada tahun 20011, dengan anak yang berumur 21 pada tahun 2001. Maksud usia psikologis adalah usia kedewasaan, usia kelayakan dan kepantasan yang berbanding lurus dengan usia biologis. Jika anak sekarang usia 21 tahun seakan mereka seperti berumur 12 atau 11 tahun. Maaf jika ini mengejutkan dan menyakitkan.
Kembali lagi ingat, di sekolah pada umumnya tidak diberikan pendidikan untuk mengatasi persaingan pada dunia kerja. Sehingga ada survey yang mengatakan rata-rata setelah sekolah seorang anak perlu 5-7 tahun beradaptasi dengan dunia kerja, dan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerja sampai 3-5 kali.
Baiklah kembali lagi ke topik, karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.