Ahmad Efendi: Banser adalah Banom NU yang paling militan saat ini

Sejak 31 Januari 1926, NU lahir sebagai bukti kebangkitan para ulama. Tidak hanya berkiprah di bidang keagamaan, NU juga mengepakan sayapnya di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. NU membentuk beberapa cabang badan otonom (BANOM) untuk membantu pergerakan dakwahnya. Jika NU untuk kaum laki-laki, ia memiliki pasangan untuk kaum perempuan yakni Muslimat. Di bawah keduanya Ansor dan Fatayat, serta membawahi IPNU dan IPPNU. Selain itu, NU juga memiliki badan semi otonom khusus di bidang keamanan yakni Banser, Corps Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Pelajar Putri (KPP). Semua Banom NU tersebut sering menampakan kemesraannya di beberapa kegiatan. Terutama di bidang keagamaan.

Senin, 17 Mei 2021 di Desa Jintung Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen beberapa Banom NU yang terdiri dari NU, Muslimat, Fatayat, Banser, IPNU, dan IPPNU saling bersinergi dalam kegiatan ‘Halal Bi Halal dan Pelantikan Pimpinan Ranting’. Ke enam Banom tersebut begitu apik membagi tugas yang dibutuhkan. NU menjadi pionir acara, Muslimat dan Fatayat menjadi petugas konsumsi, IPNU dan IPPNU menjadi petugas susunan acara serta menjadi tim hadroh. Kemudian Banser tetap menjadi tugas utamanya, yakni bidang keamanan. Patut dicontoh, meskipun Banom-banom tersebut sudah mendapatkan tanggung jawab masing-masing, dalam kerjanya mereka saling membantu. Seperti sebagian kader Fatayat yang membantu IPNU-IPPNU menjadi paduan suara serta beberapa kader IPPNU juga membantu ibu-ibu Muslimat dan Fatayat di dapur mengurus konsumsi.

Ketua MWC NU Ayah, Ahmad Efendi; “Banser adalah Banom NU yang paling militan saat ini”(17/05/21).

Beliau mendasari statementnya dengan menunjuk para Banser yang sedang bertugas. Ada yang rela berdiri mengamati jamaah yang tidak mengenakan masker dan membagikan masker gratis serta ada pula yang duduk panas-panasan di samping jalan. Kemudian beliau menyebut hal-hal lain yang menjadi tugas banser yang dianggap sulit dilakukan banom lain. Sebab itu, seluruh Banom NU harus saling bersinergi untuk menjaga kekukuhan NU itu sendiri. Dalam akhir sambutannya, beliau menegaskan jika kader NU bukan mencari sesuatu dari NU tapi ikut mengurus/menjaga warisan ulama.

Terselenggarakannya acara yang melibatkan Banom NU di Desa Jintung menjadi bukti jika NU di desa tersebut memiliki sinergitas yang baik dengan lingkungannya terutama dengan jajaran pemerintahan. Kepala Desa Jintung, Walim, “Saya sangat mengapresiasi acara ini. Apalagi sudah melibatkan semua Banom yang sudah ada” (17/105/21).

Menunjukan sinergitas yang apik di hadapan masyarakat seperti Banom-banom NU di Desa Jintung merupakan salah satu strategi kaderisasi yang humanis. Seperti untuk kader IPNU-IPPNU, menjadikan kader sebagai petugas di panggung berharap dapat menginspirasi anak-anak yang belum bergabung dengan organisasi tersebut agar segera bergabung. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi eskalasi semangat kader-kader yang belum atau sedang bertugas agar menjadi kader militan dengan bergerak secara progresif. Dengan begitu, NU di masa depan tidak perlu mengkhawatirkan kepemimpinannya karena sudah menyiapkan kader yang siap menerima estafet kepemimpinannya.

 

Berita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

Rekomendasi
Populer This Month
Populer
Direktori