Film Hati Suhita yang akan tayang secara serentak di Bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 25 Mei ini memang sudah ditunggu-tunggu banyak penggemar. Film ini sendiri diangkat dari novel best seller karya Ning Khilma Anis dengan judul yang sama. Di kalangan santri sendiri, karya ini mendapatkan atensi yang luar biasa. Lahirnya novel Hati Suhita, yang kemudian diterima masyarakat secara luas, menjadi motivasi tersendiri bagi para santri untuk produktif berkarya. Pengalaman saya di pesantren, sebenarnya budaya tulis menulis di kalangan santri sangatlah kuat. Di luar produk yang bersifat keagamaan dan ilmiah pesantren seperti buku bahtsul matsail , para santri sebenarnya biasa menyebarkan karya mereka dalam bentuk puisi hingga novel dari kamar ke kamar. Beberapa masih ditulis manual dengan pulpen, atau yang sedikit lebih maju dicetak seadanya dengan kertas hvs.
Motivasi ini tampaknya juga tidak terbatas pada dunia kepenulisan. Terbukti teman saya Kang Hidayat (akun facebook: Muhammad Hidayatullah), salah seorang santri di Purworejo yang juga desainer kemudian membuat versi anak-anak pemeran utama Hati Suhita menggunakan tekhnologi AI (Artificial Intelegence). Hasil kreasi ini ternyata mendapat atensi yang luar biasa dari penggemar Hati Suhita. Setelah dibagikan oleh pengarang novelnya karya itu telah mendapat hampir 3 ribu like. Beragam komentar pun diberikan penggemar.
“Imutt banget”, komentar seorang penggemar bernama Rini Ragil.
“Kenapa jadi unyu gini ya Alloh”, tanggap Hilma Mubarok.
Beberapa yang lain menyatakan bahwa mereka sudah tidak sabar lagi untuk segera menonton filmnya.
“Ga sabar buat cepet2 25 mei”, tulis Ummy Nadia.
“baca bukunya aja udah nagis sesegukan apalagi kalau nonton filmnya“, tutur Assyifa Fauziyah.
Ekspresi yang ditampilkan dalam karya AI ini juga mampu membuat baper penggemar.
“Duh nduk rengganis,nyawang kok milu nyesegh nang dhodho“, komentar Trisna Uswatun.
“Wajahe mpun syahduuu”, tulis Almahera.
Sinopsis Hati Suhita
Seorang santriwati bernama Alina Suhita (Nadya Arina) dijodohkan dengan putra tunggal dari pengasuh Pondok Pesantren yang sering disebut dengan nama Gus Birru (Omar Daniel). Orang tua Gus Biruu nampak menyerah karena Gus Biruu lebih memilih kehidupannya di luar sebagai aktivis, dan mereka menganggap bahwa Alina Suhita adalah orang yang tepat karena selain pintar juga memiliki kemampuan untuk mengelola pesantren. Perjodohan ini terbilang sudah direncanakan saat Alina Suhita masih kecil. Singkat cerita karena tidak mempunyai pilihan akhirnya, Gus Biruu menikahi Alina Suhita. Gus Biruu terang-terangan mengakui bahwa ia menikah karena tidak mau mengecewakan kedua orangtuanya. Bahkan, Gus Birru juga mengatakan bahwa ia sudah memiliki pujaan hati, yaitu Ratna Rengganis. Seseorang yang sejak awal selalu mendukungnya dan menemaninya selama di bangku kuliah. Setelah menikah Gus Birru tidak pernah menyentuh Alina Suhita sama sekali.
Untuk cerita lengkapnya, saya sarankan untuk segera memantau akun resmi terkait informasi penjualan tiketnya karna pasti akan jadi rebutan. Terbukti tiket Premiere nya saja selalu sold out di beberapa kota. Yang bakal menjadi menarik banget, kisah ini diangkat dari kultur pesantren yang selama ini mungkin tidak banyak diungkap dalam kisah -kisah percintaan yang lain. Wanita yang seringkali dianggap sebagai makhluk yang lemah ternyata memiliki kekuatan dan kepribadian yang luar biasa. Hal inilah yang menjadikan dua tokoh utama wanita di film ini memiliki karakter yang sangat kuat, Bahkan penggemar pun terbelah menjadi ‘Tim Alina’ dan ‘Tim Rengganis’. Kamu tim yang mana?